
Sabtu (1/10/2016), Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Universitas Indonesia bekerja sama dengan Satuan Resimen Mahasiswa Universitas Dumoga Kotamobagu menyelenggarakan seminar bertajuk “Seminar Sehari Bela Negara: Ancaman Perang Asimetris dan Peran Institusi Pendidikan sebagai Elemen Penting Bela Negara”.
Acara yang turut dihadiri oleh Direktur Kemahasiswaan Universitas Dumoga Kotamobagu, ini bertujuan meningkatkan awareness tentang perang strategis (intelectually strategic roles) institusi pendidikan dalam menghadapi ancaman perang asimetris. Mantan Staf Ahli Panglima TNI sekaligus Pengurus Iluni Menwa UI, Yono menjelaskan bahwa perang asimetris adalah peran yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah yang disepakati masyarakat dunia tentang bagaimana seharusnya menyelenggarakan perang.
“Pihak yang berperang tidak harus mengirim pasukan dan senjata berat seperti dalam perang konvensional, tetapi tetap dapat menguasai sumber daya lawan,” tutur Yono.
Ancaman perang asimetris di Indonesia cukup beragam, ancaman perang asimetris ini dapat berwujud perkembangan paham radikalisme atau terorisme, penguasaan sumber daya oleh negara lain, pencurian sumber daya laut oleh kapal-kapal asing, dan ketergantungan pada produk luar negeri secara berlebihan.
Dalam hal ini, dunia pendidikan menjadi elemen penting dalam bela negara karena dunia pendidikan adalah wadah pemikir (think thank) yang strategis untuk mencetak warga negara yang sadar Bela Negara melalui pola pikir yang nasionalis dan patriotik, warga negara yang sadar bahwa ancaman tidak datang secara fisik saja tetapi melalui aspek kehidupan sehari-hari, seperti ketahanan pangan, pandangan radikal, dan aliran informasi yang hipersonik yang tidak terbendung.